Menjaga kebugaran dengan berolahraga yang teratur
Rahasia lain untuk tidak cepat pikun konon adalah rajin berjalan kaki. Resep murah dan sederhana ini muncul berdasarkan penelitiaan yang dilaporkan dalam pertemuan tahunan para ahli saraf Amerika Serikat, American Academy of Neurology, di Philadelphia, AS. Penelitian itu melibatkan 5.925 perempuan berusian 60 tahun ke atas sebagai responden. Awalnya, tahun 1993, tim peneliti dari Universitas Calivornia, San Fransisco, AS, menguji daya ingat dan kemampuan kognitif responden. Delapan tahun kemudian, kondisi kesehatan, daya ingat dan kemampuan kognitif responden kembali diperiksa dan dibandingkan dengan data awal.
Kesimpulannya, jalan kaku ternyata berkolerasi dengan terjaganya daya ingat dan kemampuan kognitif. Responden yang malas jalan kaki, kurang dari setengah mil per minggu (1 mil = 1,6 km), berarti sekitar 800 m, mengalami penurunan ingatan sampai 24%. Sementara itu, responden yang rajin jalan kaki dari setengah sampai 18 mil (hampir 29 km) perminggu, mengalami lebih sedikit penurunan daya ingat, paling banter 17%. Ini perbedaan yang cukup berarti, kata Kristine Yaffe, neurolog dari Universitas California, pemimpin riset, seperti dikutip Science Daily. Berdasarkan penelitian ini, Yaffe menyarankan, responden tidak perlu khawatir harus berlari maraton atau bersenam aerobik untuk menjaga kesehatan. Jalan kaki yang santai tapi rutin sudah mendatangkan banyak manfaat yang melimpah.
Di samping jalan kaki, seni ola tubuh Cina kuno, taichi, juga memberikan pengaruh berati bagi orang berusia lanjut untuk meraih kembali kebugaran fisik mereka. Demikian hasil penelitian terbaru di AS yang dilansir majalah Annals of behavioraal medicine, Mei 2001. selain itu, latihan taichi, yang terfokus pada penguatan, keseimbangan dan kelenturan melalui gerak yang lembut, mampu dimonitori oleh Dr. Fuzhong Li dari Oregon Research Institute di Eugene itu meneliti 72 sukarelawan berusia 65-96 tahun. Mereka berlatih taichi dua kali seminggu selama enam bulan. Ternyata kondisi fisik para sukarelawan itu meningkat. Ini terlihat dari aktivitas sehari-hari mereka seperti berjalan mengangkat dan berlari. Hal itu disebabkan oleh efek taichi yang melatih aktivitas dasar dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tim Dr. Li berpendapat bahwa risetnya itu belum tentu mewakili mayoritas kam lanjut usia. Sebab, kebanyakan sekuarelawan yang ikut riset itu adalah wanita kulit putih – yang setelah berlatih taichi merasakan motivitas hidupnya meningkat. Meskipun demikian, tim Dr. Li menyimpulkan bahwa berlatih taichi seperti “alternatif yang diperlukan” dibandingkan dengan aktivitas fisik seperti jalan-jalan. Sebab, selain membuat kebugaran meningkat, berlatih taichi memberikan kesempatan untuk berinteraksi sosial. Peneliti pada University of Texas Medical Center dan presbyterian Hospital AS telah melaporkan bahwa kelompok usia menengah yang sedenter (kurang berolahraga) dapat kembali pada tingkat kebugaran usia 20-an.
Tekanan darah tinggi dan kolesterol dapat menurun dan ketergantungan pada insulin penderita diabetes dapat dilenyapkan, sehingga seseoraang bukan semakin lemah, melainkan semakin kuat. Bukanlah umur yang memperlambat metabolisme, tetapi hilangnya otot. Dengan kata lain, kebugaran itu di tentukan oleh penggunaan otot dan bukan oleh takdir karena sudah tua.
Pusat kebugaran, sebelumnya dianggap sebagai wilayah kaum muda yuppi (young upper professionals) yang keren-keren saja, tetapi sekarang mulai mengincar pemula-pemula dari kaum lanjut usia. Menurut catatan dai german Sport Studio Assosiaation di Hamburg, sekitar 7% orang Jerman menjadi anggota gimnasium pribadi. Usia rata-rata saat ini adalah 39 tahun, tetapi angka ini perlahan-lahan meningkat. “ini bukan saja karena orang semakin tua dengan fasilitas yang ada,” kata Hans Muench, direktur pengembangan internasional pada Internasional Health, Racquet and Sportclub Association yang berpusat di Boston. “sejak 10 tahun ini penerimaan orang akan adanya pusat kebugaran semakin bertumbuh pesat juga.”
Hal inilah yang menjelaskan mengapa kini banyak orang berusia 60-70 tahun yang menggunakan alat-alat treadmil atau mesin pendayung dan lain-lain. Dorongan utama bukanlah untuk olahraga itu sendiri tetapi untuk memelihara kesehatannya.” Mereka adalah dari generasi yang tidak pernah cukup berlatih,” kata Marco Pruemmer dari German Assosiation of Sport Physicians in Sport, Leisure and Fitness Facilities di Cologne. Orang-orang yang berlatih teratur ingin menjamin bahwa mutu hidupnya tinggi sejalan dengan usia hingga mencapai usia yang matang atau lanjut. Banyak lansia yang datang ke pusat kebugaran pertama kalinya dibatasi kondisi kesehatannya. Tetapi dengan berlatih dengan segera diperoleh hasil yang trlihat, bahkan dapat menghilangkan atau mengurangi keluhan kesehatan itu, kata Wolfgang Dahl, pemilik sebuah pusat kebugaran di Fulda, dan pakar olahraga bagi lansia. Latihan teratur akan memperkuat otot yang seterusnya akan melemaskan tekanan pada sendi dan tulang-tulang.
Pada saat yang sama, laju metabolisme ditingkatkan, dan beberapa kilo daari tubuh kita akan hilang. Inilah keuntungan dari “latihan.” Berbeda dengan kegiatan olahraga lainnya, suatu rencana latihan dapat disusun dan diikuti secara individu,” kata Otti Kempel, yang bertanggung jawab melatih guru-guru pusat kebugaran di International Sport Academy di Sieburg. Kempel mengatakan bahwa suatu pemeriksaan kesehatan yang teliti, termasuk ballistocardiogram atau BCG diperlukan sebelum mencoba alat-alat kebugaran. Seorang lansia harus diperkenalkan dahulu kepada alat-alat yang mau dipakainya.
“Hal ini meminta kesabaran, karena orang tua biasanya lebih lanbat dalam mempelajari hal-hal semacam ini.” Kata Kempel. Kaum lansia juga harus yakin bahwa klab itu sesuai dengan kebutuhannya, dan ada program-program khusus yang ditawarkan pada mereka. Misalnya aoa yang disebut soft aerobics, suatu bentuk baru dari aerobik lama di mana dikurangi tekanan pada sendi-sendi dan mencegah bahaya pada orang-orang yang terlalu bersemangat dalam berlatih. Persyaratan yang terpenting adalah bahwa latihan hrus dilakukan secara teratur-setidaknya 2-3 kali seminggu. “Orang yang hanya muncul sekali seminggu tidak akan menjadi bugar,” demikian kata Marco Pruemmer.
Seperti halnya pada otak, maka berlaku juga prinsip Use it, or loose it. Karena itu, para lansia harus tetap aktif secara fisik dan berolahraga sesuai kemampuannya.
Referensi :
- Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria Di Usia Senja. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar